lyricsearch.net – Kuasa hukum Jessica Kumala Wongso, Otto Hasibuan menanyakan argumen ayah Wayan Mirna Salihin, Edi Darmawan Salihin dapat mempunyai document rekaman CCTV di tempat lokasi peristiwa kasus (TKP) pembunuhan terjadi, yakni Cafe Olivier, Grand Indonesia.
Otto mengatakan, dalam persidangan dulu, rekaman CCTV ini tidak diterangkan dengan jelas asal mula rekaman CCTV yang dipertunjukkan dalam persidangan.
“Kami menanyakan asal-muasalnya CCTV darimanakah, saksi (dalam persidangan) tidak ada yang dapat menjawab. Tetapi, pertanyaan kita, mengapa ini berada di tangan Darmawan Salihin. CCTV yang di Olivier,” tutur Otto Hasibuan waktu memberi info di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat pada Rabu (9/10/2024).
Otto menjelaskan, bila CCTV jadi tanda bukti sudah seharusnya ditangkap oleh penyidik. Ia memandang, kehadiran document CCTV ini pada tangan Edi ialah hal yang ganjil.
Ditambah, bukti pemilikan ini disingkap sendiri oleh Edi saat diinterviu oleh reporter senior Karni Ilyas di salah satunya stasiun tv nasional pada Oktober 2023 kemarin.
“Ia saat itu di salah stasiun tv saat diinterviu Karni Ilyas, ia keluarkan CCTV itu,” lanjut Otto.
Otto menanyakan pengakuan Edi yang waktu itu akui mempunyai potongan rekaman CCTV yang tidak diperlihatkan dalam persidangan.
Advokat Jessica ini menjelaskan, CCTV yang diperhitungkan diperlihatkan oleh Edi telah didapat faksinya sesudah berbicara dengan stasiun tv yang lakukan interviu tersebut. Rekaman ini sudah dikaji oleh teamnya.
Otto menjelaskan, bila ada rekaman CCTV yang lepas dari persidangan, bukti yang ada pula jadi terputus. Ini dipandang ganjil. Ditambah, bila langkah memperoleh CCTV ini dilaksanakan tidak resmi.
“Jika sudah ada yang terbawa secara tidak resmi, bermakna kekuatan lainnya juga telah ada kemungkinan yang diambil . Maka, tak lagi terhubung, ada yang terputus,” tambah ia.
Atas dasar ini, Otto memandang inspeksi kembali pantas dilaksanakan karena rekaman CCTV yang tidak komplet dapat berbuntut pada kekeliruan hakim saat putuskan kasus.
Ditambah, beberapa rekaman CCTV yang diketemukan team alami pengurangan kualitas secara mencolok.
Otto menjelaskan, berdasar informasi acara pemeriksaan (BAP) dari saksi pakar namanya Christopher, CCTV yang dilihatnya mempunyai resolusi tinggi sejumlah 1920×1080 piksel.