Kembalikan senyuman beberapa pejuang kanker cilik dengan RANKA

lyricsearch.net – Dikutip dari situs slot gacor mgo777. tepok tangan dan tawa bergema dalam aula Rumah Sakit Dharmais yang dipenuhi berpuluh-puluh anak dan pengiringnya yang kenakan pakaian warna putih.

Dua wanita berjilbab berdiri di muka, membujuk beberapa anak untuk turut maju dan menyanyi. Tidak ada yang ingin dan kelihatan malu. Tetapi, sesudah dirayu, ada empat anak yang berani maju. Dibantu alunan lagu dari ke-4 anak itu, tempo tepok tangan tercipta, sama-sama melengkapi. Nyanyian itu tetap bersambung, bahkan juga saat beberapa pejabat Rumah Sakit Dharmais dan Kementerian Kesehatan masuk ruang.

Sensasi acara itu makin bertambah saat dua pejuang kanker cilik, Clifford dan Arsyila, tampil di muka Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, membacakan keinginan-harapannya: pulih, pulih, pulih.

Mantra itu diucap berulang-kali supaya masuk alam bawah sadar dan menghidupkan semangat sama-sama pejuang. Tidak lupa, sebagai penutup, Arsyila membacakan pantun.

“Ikan hiu makan teri, I love you Pak Menteri,” ucapnya saat sebelum tinggalkan pentas. Pantun itu juga disongsong tepok tangan yang mengguncangkan rumah sakit.

Clifford dan Arsyila ialah contih dari beberapa pejuang kanker yang tetap mempertahankan semangat untuk pulih.

Keinginan, harapan, dan semangat dari beberapa pejuang kanker seperti ke-2 bocah itu kuat karena ada Gagasan Tindakan Nasional Kanker 2024-2034. Lebih spesifiknya, Gagasan Tindakan Nasional Kanker Anak (RANKA) 2025-2029.

Dalam Gagasan Tindakan Nasional Kanker, terdapat lima kanker yang diutamakan, dua paling banyak kanker pada wanita yaitu kanker serviks dan kanker payudara, dua yang kerap serang lelaki yaitu kanker paru-paru dan kanker usus, dan kanker pada anak.

Urgensi akan jalan keluar

RANKA lahir karena sekarang ini angka kesembuhan kanker anak di Indonesia baru 24 %, dan Pemerintahan ingin tingkatkannya menjadi 50 %.

Kanker ialah penyakit tidak menyebar (PTM) sebagai pemicu kematian ke-3 paling besar di Indonesia. Penyakit ini kuras kantong dan psikis, karena demikian mahal dan lama penyembuhannya.

Menurut Budi Gunadi, berdasar data Globocan 2022, Indonesia menulis lebih dari 408.661 kasus baru kanker dan nyaris 242.099 kematian karena kanker. Dalam pada itu, kasus kanker anak menjadi perhatian khusus, di mana di tahun 2020, ada sekitaran 11.156 kasus baru kanker pada anak umur 0-19 tahun.

Adapun leukemia menjadi tipe kanker terbanyak dialami beberapa anak dengan 3.880 kasus (34,8 persen), dituruti oleh kanker getah bening (limfoma) dan kanker otak, masing-masing dengan sekitaran 640 kasus (5,7 %).

Kenapa kasusnya dapat sebegitu rupa? Menurut Direktur Penangkalan dan Pengaturan Penyakit Tidak Menyebar Siti Nadia Tarmizi, hal tersebut muncul karena kanker pada anak susah dikenal, tanda-tandanya serupa penyakit lain. Walau sebenarnya, mendeteksi dini menjadi yang paling penting dalam tangani penyakit ini.

Nadia memberikan contoh beberapa kanker anak yang tingkat kesembuhannya tinggi dengan 5 tahun therapy, yaitu leukemia limfobiastik kronis sejumlah 86 %, limfoma Hodgkin sebesar 95 %, dan retinoblastoma sebesar 96 %.

Terbatasinya service mendeteksi dini di sarana kesehatan primer, kader kesehatan dan orangtua yang masih belum memperoleh pembelajaran dan pengetahuan mengenai kanker dan tanda-tandanya, dan mekanisme pendanaan Agunan Kesehatan Nasional yang masih belum memberikan dukungan, menjadi beberapa rintangan yang krusial.

Dalam pada itu, sesuai peraturan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), formula yang dipakai ialah CURE for ALL, yang terbagi dalam Center of excellence (pusat keunggulan), Universal Health Coverage (agunan kesehatan semesta), Regimen for treatment (regimen perawatan), Evaluation and pantauan (penilaian dan pengawasan).

Selanjutnya, Advocacy (advokasi), Leveraging Financing (tingkatkan pendanaan), dan Linked Kebijakan/Dokumen.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *