lyricsearch.net – Banjir besar menerpa Kota Sukabumi pada Selasa, 5 November 2024, yang mengakibatkan kerusakan kronis di Daerah Cikondang Legok, Kelurahan Cikondang, Kecamatan Citamiang.
Minimal 15 rumah masyarakat rusak kronis karena banjir yang terjadi karena hujan lebat dibarengi angin ribut selama seharian. Beberapa masyarakat harus pindah dan rumah mereka alami kerusakan yang cukup kronis, termasuk atap rumah yang ambruk.
Banjir yang menerpa teritori Cikondang terjadi di siang sampai malam hari, waktu hujan lebat mengguyuri daerah Sukabumi. Satu diantara aspek terpenting yang mengakibatkan banjir ialah mampetnya aliran air karena sampah yang menimbun.
Banjir berlimpah ke jalan raya dan permukiman masyarakat, menggenangi beberapa rumah masyarakat sampai dengan tinggi satu mtr. lebih. Kepala Eksekutor BPBD Kota Sukabumi, Novian Karunia Taufik, mengutarakan jika faksinya langsung lakukan pembersihan di lokasi terimbas sesudah peristiwa.
“Saat ini kami beres-beres untuk rumah yang terimbas, baik yang ambruk atap tempat tinggalnya ada di sejumlah titik,” kata Novian dalam penjelasannya ke sukabumiupdate.com.
Sebagai cara mitigasi, BPBD memasangkan dua posko evakuasi dengan kemampuan 20 sampai 25 orang disekitaran Cikondang. Tenda-tenda itu dipakai untuk memuat masyarakat yang pindah, ingat masih tetap ada kekuatan curahan hujan yang lebih tinggi.
Novian mengingati warga untuk menjaga lingkungan supaya tidak ada penimbunan sampah yang dapat memacu banjir selanjutnya di masa datang.
Korban dan Rugi Karena Banjir
Banjir di Cikondang ini mengakibatkan 15 rumah tergenang dan 28 jiwa mau tak mau pindah ke posko evakuasi. Satu diantara korban, Suherman (65), mengutarakan jika ini ialah pertamanya kali kampungnya diterpa banjir sebesar ini dalam 45 tahun akhir.
“Dahulu air kerap naik, tetapi tidak dengan tinggi ini. Saat ini bencana besar,” kata Suherman.
Selainnya kerusakan rumah, banyak masyarakat yang kehilangan beberapa barang bernilai mereka. Suherman, contohnya, kehilangan baju dan peralatan rumah tangga yang tenggelam terikut air.
Disamping itu, Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Sukabumi ikut berperanan dalam menolong pengatasan musibah ini. PMI kerahkan beberapa personil dan perlengkapan, termasuk pompa penghisap air untuk kurangi kubangan di pemukiman masyarakat.
“Kami utamakan lokasi yang keadaannya cukup kronis, supaya pengatasan bisa lebih cepat,” tutur Dinar Muhamad, staff pengendalian musibah PMI Kota Sukabumi. Team klinis PMI lakukan pengawasan pada keadaan kesehatan masyarakat yang terimbas.
Banjir ini bukan hanya menghancurkan rumah dan harta dan benda, tapi juga tersisa rugi material dan trauma psikis untuk banyak masyarakat yang terimbas. Banyak dari mereka yang mengharap ada kontribusi dari pemerintahan untuk membenahi rumah dan penuhi keperluan dasar mereka, seperti baju dan kasur.
“Keinginan saya, semoga pemerintahan selekasnya memberi kontribusi karena saya tidak bisa bekerja dan rumah telah rusak kronis,” tutur Suherman.
Musibah banjir yang terjadi di Sukabumi ini mengingati kita akan keutamaan pengendalian sampah dan drainase yang bagus. Mampetnya aliran air menjadi pemicu khusus banjir yang terjadi.
Warga disarankan agar semakin perduli pada kebersihan lingkungan supaya peristiwa sama tidak terulang lagi di masa datang. Pemerintahan di tempat diharap agar selekasnya lakukan pembaruan fasilitas dan prasarana yang rusak karena musibah ini, dan sediakan support untuk masyarakat yang terimbas untuk mengembalikan keadaan mereka.