
Siapa Ali Bongo, Presiden ‘Politik Dinasti’ Gabon yang Dikudeta?
Siapa Ali Bongo, Presiden ‘Politik Dinasti’ Gabon yang Dikudeta?
Komunitas Pejuang Gacor — Presiden Gabon Ali Bongo Ondimba dikudeta militer beberapa menit setelah Badan Pemilihan Umum merilis hasil pemilu bahwa ia kembali memenangkan kursi presiden untuk ketiga kalinya pada Rabu (30/8).
“Atas nama rakyat Gabon, kami memutuskan mempertahankan perdamaian dengan mengakhiri rezim yang ada saat ini,” ucap sekelompok elite militer melalui saluran televisi Gabon 24.
Para elite militer mengklaim pihaknya mewakili seluruh pasukan keamanan dan pertahanan Gabon atas kudeta ini. Mereka juga menyatakan membatalkan hasil pemilu, membubarkan seluruh lembaga pemerintah, hingga menutup perbatasan negara sampai waktu yang belum ditentukan.
Presiden Ali Bongo merupakan pemimpin Gabon yang telah berkuasa selama 14 tahun menggantikan ayahnya, Omar Bongo, yang wafat pada 2009 silam.
Dia baru mengikuti pemilihan umum pada Sabtu (26/8) dan kini ditetapkan sebagai presiden lagi setelah sukses meraup 64,27 persen suara, mengalahkan rivalnya, Albert Ondo Ossa, yang memperoleh 30,77 persen suara.
Namun, kudeta yang sekarang berlangsung cukup banyak meruntuhkan kekuasaan yang telah dia dan keluarganya bangun selama 55 tahun ini.
Ayahnya, Omar, telah memerintah Gabon selama 41 tahun sejak 1967. Sepeninggal Omar, Ali Bongo melanjutkan kepemimpinan hingga saat ini.
Ali Bongo lahir di Kota Brazzaville, Kongo, yang kala itu masih bagian dari kerajaan kolonial Prancis.
Ia mulanya berambisi menjadi penyanyi funk. Dia bahkan pernah merilis album berjudul “A Brand New Man” pada 1978. Namun, kariernya di dunia hiburan tak bertahan lama. Tiga tahun kemudian, dia diseret sang ayah memasuki dunia politik.
Keluarga pengusaha minyak
Omar Bongo memiliki reputasi kleptokrat, salah satu orang terkaya di dunia, dengan kekayaannya yang berasal dari minyak Gabon.
Semasa ayahnya memerintah, Bongo bekerja sebagai letnan setia sang ayah. Dia berkeliling dunia dan menjalin kontak dengan pihak-pihak potensial di saat harga minyak melambung.
Kendati kerap bertemu orang penting, para kritikus menilai Bongo tak punya kemampuan komunikasi yang baik seperti ayahnya. Dia tak bisa bahasa lokal Gabon, padahal mendapat pendidikan yang cukup tinggi.
Dia juga kerap menerima penilaian miring karena lahir di luar nikah dan di luar negeri. Bertahun-tahun dia diisukan sebagai orang asing yang diadopsi orang tuanya.
Sikapnya yang tergolong hedon, terutama soal mobil mewah, juga sering membuat geleng-geleng rakyat Gabon. Sebab, dia berfoya-foya di tengah kesenjangan sosial yang sangat lebar di negara itu.
cek berita menarik yanng terupdate – Komunitas Pejuang Gacor
Leave a Reply